Untuk Info LM: (021) 4586-3943, (021) 4586-3945
Untuk Info Valas: (021) 4586-3788, (021) 4586-3789
Pasar emas berhasil memutus tren penurunan tiga minggu berturut-turut dengan mencatatkan kenaikan signifikan menuju level $2.712 per ons pada Jumat (waktu setempat). Kontrak berjangka emas menguat 1,39% sepanjang pekan kemarin, dengan total kenaikan mencapai 5,4% sejak awal minggu.
Ole Hansen, Kepala Strategi Komoditas Saxo Bank, menilai penguatan emas terjadi secara cepat meski menghadapi tekanan dari menguatnya dolar AS. "Performa relatif terhadap perak mengindikasikan bahwa reli ini didorong permintaan safe-haven, memicu momentum pembelian baru dari investor yang telah menunggu koreksi," ujarnya.
Katalis utama penguatan emas datang dari meningkatnya ketegangan geopolitik setelah AS mengizinkan Ukraina menembakkan rudal buatan AS ke wilayah Rusia. Namun, Naeem Aslam, Chief Investment Officer Zayed Capital Market, menyoroti anomali pergerakan pasar dimana aset risk-on dan risk-off bergerak searah.
"Investor bereaksi terhadap eskalasi ketegangan Ukraina-Rusia, namun tetap optimis situasi masih terkendali mengingat Presiden terpilih memiliki kapabilitas meredam ketegangan," jelas Aslam.
Lukman Otunuga dari FXTM memproyeksikan potensi kenaikan lebih lanjut untuk emas, didukung oleh sentimen dovish Federal Reserve dan ketegangan geopolitik. Dari sisi teknikal, penutupan di atas level psikologis $2.700 dapat membuka jalan menuju $2.750 dan $2.790.
Pelaku pasar akan mencermati sejumlah rilis data ekonomi pekan depan, termasuk data PCE dan revisi PDB kuartal ketiga AS. Data yang lebih lemah dari perkiraan berpotensi memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed, yang dapat mendukung penguatan harga emas.
Jesse Colombo, analis independen dan pendiri BubbleBubble Report, tetap skeptis terhadap prospek ekonomi AS meski di bawah kepemimpinan Trump. "Banyak yang berpikir kemenangan Trump akan 'menyelamatkan' ekonomi, namun kenyataannya dia bukan pendukung kebijakan moneter yang sehat," tegasnya.
Sumber : KitcoNews