Untuk Info LM: (021) 4586-3943, (021) 4586-3945 Untuk Info Valas: (021) 4586-3788, (021) 4586-3789
Untuk Info LM: (021) 4586-3943, (021) 4586-3945 Untuk Info Valas: (021) 4586-3788, (021) 4586-3789
Untuk Info LM: (021) 4586-3943, (021) 4586-3945 Untuk Info Valas: (021) 4586-3788, (021) 4586-3789
Pada perdagangan minggu pertama di 2021, Emas dan Perak telah mengalami kenaikan harga sekitar 1-3%. Sentimen ini di dorong oleh adanya penurunan index Nikkei sebesar 0.68% setelah laporan bahwa Jepang berpotensi memasuki status darurat negara yang disebabkan oleh kenaikan jumlah positif Covid-19 ini.
Selain itu, dari Amerika ada berita bahwa para senator yang di pimpin oleh Ted Cruz dari partai Repubik, mendorong adanya investigasi akan terjadinya kecurangan dalam pilpres Amerika November kemarin.
Dari Inggris, PM Boris Johnson mengatakan bahwa Inggris akan mulai mendistribusikan vaksin Oxford/AstraZeneca ke pada masyarakat yang paling rentan di negaranya. Amerika sendiri akan mulai membagikan setengah dosis dari caksin Moderna.
Sumber : KitcoNews
Harga Emas gagal menembus titik resistance di harga $1.850 per oz minggu lalu, sehingga bisa berpotensi untuk kembali terkoreksi ke harga $1.800 per oz.
Penghitungan suara pemilihan presiden AS masih berlangsung. Untuk sementara ini Joe Biden masih unggul baik secara popular vote maupun electoral vote. Harga emas pun bersiap untuk melesat.
Kenaikan harga emas telah di mulai sejak pertengahan tahun 2019, namun menurut analis komoditi di Commerzbank. Setelah sempat terkoreksi tajam beberapa bulan ini, harga emas masih lebih tinggi 21% dari sejak awal tahun, dan 23% lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga terendahnya pada maret 2020 ini
Harga emas memulai minggu dengan sangat baik, melanjutkan kenaikan harga minggu depan yang mendekati 4%. Harga emas naik perlahan setelah Joe Biden dari partai Demokrat menjadi pemenang pemilu Amerika Serikat
Harga Emas mengalami penurunan terbesar sejak 2 bulan terakhir, seiring dengan kenaikan mata uang dolar Amerika Serikat.
Laporan tahunan Tesla menunjukan bahwa mereka akan mengubah komposisi portfolio investasi perusahaan. Bitcoin dan emas sekarang menjadi bagian dari aset perusahaan yang di laporkan sebagai aset lain-lain.
Harga emas logam mulia hari ini, Rabu (26/8/2020) kembali mengalami penurunan.
Capital Economics telah merilis laporan proyeksi ekonominya untuk tahun 2021. Untuk harga emas sendiri di proyeksikan akan di jual belikan di angka $1.900 dengan potensi penjualan yang akan lebih banyak dibanding sebelumnya.
Harga Logam Mulia Antam mayoritas mengalami penurunan pada perdagangan hari ini, Rabu (14/10/2020), bahkan berisiko turun lebih tajam Kamis besok. Sebabnya, harga emas dunia yang turun tajam dalam 2 hari terakhir.
Kebijakan fiskal Amerika yang akan memberikan paket stimulus ekonomi, akan menjadi pendorong harga emas bahkan bisa menyentuh harga $ 2.200 /oz pada akhir 2020 dan $2.300 pada awal 2021.
Kembalinya momentum bullish menjadi sebuah ancaman yang signifikan bagi harga emas pada minggu ini.
Berita turunnya harga emas karena akan adanya vaksin Covid-19 terlalu di lebih-lebihkan. Menurut Lobo Tiggre, Independent Speculator.
Cadangan Emas Rusia saat ini bernilai $128.5juta, lebih tinggi dibandingkan dengan cadangan devisa Amerika yang hanya sebesar $124.6juta.
Harga emas di prediksi bisa menembus titik supportnya yaitu di $1.761 per oz dan bisa jatuh menyentuh harga $1.726 jika di analisa dengan menggunakan wave pattern dan projection analysis.
Harga emas dunia bergerak turun naik di awal pekan kemarin, sebelum berakhir menguat ke US$ 1.912,89/troy ons. Indeks dolar AS yang kemarin melemah menjadi pemicu penguatan emas dunia.
Harga Emas terlihat tidak bergerak kemana-mana dalam jangak pendek ini, bisa dilihat dari harga yang tetap sama sejak 3 bulan lalu di July akhir, dan kita mulai bertanya-tanya apakah harga emas akan kembali terjadi kenaikan harga?
Harga Emas dan Perak mengalami performa yang baik menjelang pelantikan Presiden Amerika Joe Biden. Harga Emas dan Perak mengalami kenaikan sebesar 1% disebabkan oleh sentimen positif pasar dimana para pelaku pasar menunggu kebijakan-kebijakan yang akan di sahkan oleh Biden.
Harga emas dunia kembali melemah dalam 2 hari beruntun pada perdagangan Kamis kemarin. Dolar AS yang bangkit dari level terendah lebih dari 2 tahun memberikan tekanan bagi emas.
Meskipun hasil pemilihan umum sekarang ini masih dalam tahap penghitungan, pasar emas merasa nyaman dengan hasil sementara dimana Joe Biden mengungguli Donald Trump.
Pada minggu ini, emas berada di bawah angka $1.900 per troy oz setelah tertahan di harga tersebut setelah beberapa minggu.
Emas sebagai instrumen investasi, sebenarnya bukan hanya sebagai perlindungan terhadap inflasi semata, namun bisa di pakai untuk perlindungan dari suku bunga
Emas mengalami oversold pada minggu kemarin, dan harga sempat turun ke angka $ 1.800 pada hari kamis lalu.
Dalam berinvestasi, uang cash bisa menjadi pemegang peran terpenting, namun tidak untuk jangka waktu yang panjang
“Hanya persoalan waktu untuk harga Saham pertambangan mengejar harga emas. walaupun harganya tidak serendah 6 bulan lalu, tetapi valuasi yang terjadi sekarang ini masih dibawah harga wajarnya."
Harga perdagangan Perak di pasar keuangan mengalami lonjakan yang signifikan di iringi dengan pergerakan investor retail secara masif dari forum Reddit. Komoditas perak merupakan salah satu komoditas yang pada kondisi normal pergerakan harganya cenderung lebih lambat jika dibandingkan dengan Emas dan Minyak Bumi.
Menurut Bloomberg Intelligence, harga Emas berpotensi untuk mengungguli harga perak pada akhir tahun ini, tanpa mengesampingkan target harga emas $4,000per troy/oz di tahun 2023.
Harga Emas dunia kembali mengalami penekanan harga, dikarenakan harga nilai US Dollar terus mengalami kenaikan.
Harga Emas dunia terus mengalami penekanan setelah tidak bisa mempertahankan posisi harga 2,000 USD/oz minggu lalu.
Masih ada potensi untuk harga emas menembus angka $ 2.000 per oz pada 2021, namun para analis di Bank of America melihat resiko yang akan di sebabkan oleh inflasi sepertinya bisa di kendalikan.
Harga emas dunia kembali mengalami penurunan bertahap selama seminggu kemarin. Sejak sempat menembus rekor harga emas tertinggi di $ 2.000 per troy/oz, harga emas terus mengalami koreksi dan belum bisa mempertahankan posisinya
Kondisi ekonomi global yang tidak semakin membaik, disertai dengan pandemi Covid-19 yang belum menemukan solusinya, mengakibatkan kita akan mengalami inflasi di dalam waktu dekat ini.
Investor kembali menjual aset-aset berimbal balik rendah seperti emas, dan mengalihkan investasi mereka ke aset-aset yang lebih beresiko tinggi seperti saham Tesla dan Bitcoin.
Harga Emas mengalami stagnansi selama beberapa minggu terakhir, namun membentuk area harga bottom, menurut Frank Holmes, CEO U.S Global Investors
Harga Emas terus mengalami kesulitan untuk menentukan arah setelah di perdagangkan di kisaran $1.900, namun menurut salah satu analis, emas masih dalam tahap undervalue dibandingkan dengan aset-aset lainnya.
Harga emas telah menembus titik support kritisnya, namun menurut Alain Corbain (Portfolio Manager dari Finance SA). Potensi harga emas turun sudah semakin menipis karena harga sekarang sudah terdiskon cukup dalam.
Harga Emas menurun hampir $100 pada perdagangan senin setelah Pfizer dan BioNtech mengumumkan potensi vaksin untuk Covid-19. Meski demikian beberapa analis memperingatkan bahwa aksi jual yang terjadi setelah kabar tersebut tersebar, bisa merupakan aksi panic selling dan dapat segera rebound.
Emas memulai bulan desember dengan kenaikan harga dalam 2 hari berturut-turut yang membuat harga emas berada di atas $1.830 / oz pada pembukaan hari rabu ini. Apakah pergerakan ini menunjukan emas telah memasuki tren bullish? Atau pergerakan harga ini merupakan sebuah pantulan setelah emas menurun tajam minggu lalu?
Setelah perjalanan yang panjang, akhirnya kongres di Amerika menyetujui penyaluran stimulus ekonomi yang akan membantu perekonomian negara dan masyarakat yang terdampak akibat pandemi covid-19.
Semakin banyak sentimen yang mendukung kenaikan harga emas saat ini. Beberapa sentimen yang mendukung kenaikan harga emas adalah kekacauan yang sedang terjadi sekarang di pasar saham Amerika, dimana para retail berjuang melawan para hedge funds di pasar saham Amerika.
Sebentar lagi pemilu Amerika Serikat akan segera di lakukan. Hasil dari pemilu ini sendiri sedikit banyak akan berpengaruh terhadap harga emas.
Harga Emas dunia mengalami penurunan 5% selama seminggu kemarin. Penurunan ini mengakibatkan emas di perdagangkan dibawah harga $ 1.900 per troy ounce. Untuk minggu ini, para analis akan melihat apakah aksi jual akan terus berlanjut.
Harge emas bertahan di kisaran harga $ 1.800 per oz seiring dengan tidak adanya kebijakan keuangan baru dari The Fed yang di sampaikan oleh Jerome Powell.
Tahun 2020 merupakan tahun yang fenomenal untuk instrumen investasi emas. Banyak uang yang beredar di pasar Emas, sehingga membuat harga emas itu sendiri melonjak di tahun ini. Tetapi melihat perkembangan yang ada, Jim Steel, Analis dari HSBC merasa akan sulit untuk emas bisa naik dengan signifikan lagi dalam jangka waktu dekat.
"Resesi yang terjadi pada 2020 ini telah menimbulkan banyak pengangguran yang akan mengubah pola konsumsi masyarakat. Untuk para investor, ini berarti portfolio yang defensif akan menjadi sebuah rekomendasi yang kuat." ujar Jason Urban, CEO dari DrawBridge Lending, mantan institutional trader di Goldman Sachs
Emas memulai perdagangan minggu ini dengan baik. Harga Emas kembali menanjak menuju resistant terdekat di $1.850, setelah sempat drop di bawah $1.800 minggu lalu.
“Ada banyak alasan untuk menyimpan emas sekarang ini. Di tengah ketidakpastian ekonomi dan pemilu Amerika yang akan berlangsung serta pandemi Covid-19 yang belum mereda, emas merupakan salah satu pilihan yang aman bagi para investor. Saya akan tetap membeli emas terutama pada saat terjadi koreksi harga. Koreksi harga yang terjadi merupakan peluang bagus untuk membeli emas. ” Ujar Jeff Clark.
Apakah pergerakan harga emas yang sempat menguat belakangan ini merupakan sebuah trend bullish baru atau hanya merupakan reaksi wajar setelah koreksi harga yang terjadi pada November ini?
Apakah minggu ini minggu yang baik untuk emas? Harga emas sekarang di perdagangkan dibawah $1.800, dan kali ini bukan hanya bitcoin yang merebut pasar emas.
Terlepas dari penurunan harga emas minggu ini, emas masih memiliki potensi upside yang cukup besar akibat dari hasil final pemilihan umum di Amerika dan ketidakpastian dari pemulihan pademi Covid-19.
Produksi emas global mengalami penurunan 3% selama tahun 2020. Produksi emas tahun 2020 tercatat sebesar 3200 ton, dimana pada 2019 tercatat produksi sebesar 3300 ton emas
Harga emas kembali memasuki trend bearishnya. Morgan Stanley mengeluarkan analisanya mengenai penurunan harga emas yang di prediksi bisa menyentuh dibawah angka $ 1.800 pada akhir tahun ini.
Presiden Amerika Serikta Donald Trump Terkena Positif Covid-19. Apa Pengaruhnya ke harga Emas?
Kenaikan harga di pasar saham di prediksi akan berakhir pada Desember ini. Setelah kenaikan harga yang cukup signifikan, pasar saham bisa mengalami koreksi yang dalam sekitar 40% pada April 2021. Hal ini di sampaikan oleh Harry Dent, Founder dari HS Dent.
Kondisi pasar sekarang ini masih berada di kondisi yang tidak menentu karena menunggu hasil dari pemilihan umum Amerika Serikat malam ini. Hal ini di ungkapkan oleh Rhoana O’Connell dari Stone X. Bahkan di prediksi market masih akan menunggu hasil final dari pemilu Amerika ini.
Setelah perjalanan yang panjang, akhirnya kongres di Amerika menyetujui penyaluran stimulus ekonomi yang akan membantu perekonomian negara dan masyarakat yang terdampak akibat pandemi covid-19.
Apakah ini waktunya beli, atau kembali menjual emas yang sudah kita punya?
Pasar Emas dunia mengalami tekanan dikarenakan aksi jual besar-besaran yang mengakibatkan harga emas menembus titik support psikologis di $1.900 per troy/oz.
Sektor Properti di Amerika terus mengalami perbaikan. Banyak masyarakat yang mulai membeli rumah baru seiring dengan rendahnya suku bunga yang di tawarkan, Hal ini tentu menjadi sebuah beban bagi harga emas itu sendiri.
Investor emas dan perusahaan penambang emas akan di untungkan, siapapun yang memenangkan Pemilu Amerika. Hal ini di sebabkan oleh kebijakan fiskal besar yang akan di luncurkan oleh siapapun pemenang pemilu.
Harga Emas belakangan ini tidak bisa dianggap terlalu tinggi, terutama di tengah tekanan oleh para pembuat keputusan di berbagai negara yang ingin memberi berbagai stimulus ekonomi seperti mencetak uang, penurunan bunga, dan berbagai kondisi politik.
Harga emas berada di sisi positif, bahkan setelah laporan ketenagakerjaan Amerika Serikat menunjukan bahwa tingkat masyarakat yang mulai mendapatkan pekerjaan lebih besar daripada yang di prediksi pada bulan Januari.