Untuk Info LM: (021) 4586-3943, (021) 4586-3945
Untuk Info Valas: (021) 4586-3788, (021) 4586-3789
Kami membagikan berita-berita terkait logam mulia dan valas secara berkala. Informasi yang kami berikan berasal dari sumber terpercaya sesuai dengan keadaan dan perkembangan tentang logam mulia dan valas terkini.
Harga emas global melonjak ke angka $3.500 per ons seiring lemahnya kepercayaan terhadap Dolar AS dan ketidakpastian kebijakan The Fed.
Emas tetap menjadi primadona meskipun ada potensi koreksi karena jenuh beli. Dolar AS yang melemah dan prospek suku bunga rendah memperkuat permintaan emas.
Harga spot emas tetap bertahan kuat di sekitar $3.220 per ounce pada Selasa (15 April 2025) meskipun data manufaktur dari Federal Reserve New York menunjukkan kenaikan signifikan.
Harga emas melonjak karena investor global mencari perlindungan dari ketidakpastian ekonomi. Melemahnya dolar AS dan potensi penurunan suku bunga membuat emas semakin menarik sebagai aset aman.
Harga emas global kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa akibat memanasnya perang dagang Amerika Serikat dan China. Kenaikan tarif besar-besaran dari kedua negara membuat investor mencari perlindungan di aset aman seperti emas.
Ketegangan dagang antara AS dan China memuncak setelah tarif impor baru diterapkan. Kondisi ini memperkuat peran emas sebagai aset yang banyak dilirik saat ketidakpastian ekonomi meningkat, meski harganya tetap bergerak dinamis di tengah fluktuasi pasar.
Harga emas mencapai rekor baru, melampaui $3.000 per troy ounce. Namun, analis memperingatkan kemungkinan koreksi harga antara 15-25% karena faktor-faktor seperti meredanya ketegangan geopolitik dan kenaikan suku bunga.
Pada 20 Maret 2025, emas mencapai rekor baru di $3.065,20 per ons. Setelah itu, harga sedikit terkoreksi dan ditutup dengan kenaikan tipis, mencerminkan volatilitas pasar emas yang dipengaruhi oleh berbagai faktor ekonomi global.
Terdapat kemungkinan kecil The Fed memangkas suku bunga sebagai respons terhadap tarif perdagangan baru yang diterapkan oleh Presiden Trump. Meskipun probabilitasnya rendah, langkah preemptif ini dapat membantu mengurangi dampak negatif tarif terhadap ekonomi global.