Close Menu

Change Language

Close Language Selection
Berita Monday, 09 September 2024

Emas Melonjak saat Data Tenaga Kerja AS Lemah, Fed Diperkirakan Potong Suku Bunga

Pasar emas mencatatkan kenaikan signifikan pada Jumat (8/9) menyusul rilis data tenaga kerja Amerika Serikat yang lebih lemah dari perkiraan, menandakan potensi perubahan kebijakan moneter Federal Reserve.

Menurut laporan Biro Statistik Tenaga Kerja AS, penambahan pekerjaan non-pertanian pada Agustus hanya mencapai 142.000, jauh di bawah ekspektasi konsensus sebesar 164.000. Angka ini, ditambah dengan revisi penurunan untuk bulan Juni dan Juli, mengindikasikan pendinginan pasar tenaga kerja yang lebih cepat dari antisipasi.

Merespon data ini, emas berjangka melesat ke $2.558,60 per ons, naik 0,61% pada hari tersebut. Kenaikan ini mencerminkan optimisme investor terhadap kemungkinan pemotongan suku bunga oleh Fed dalam waktu dekat.

Meskipun pertumbuhan pekerjaan melambat, ada kabar baik bagi pekerja AS. Upah meningkat 0,4% pada Agustus, melebihi ekspektasi 0,3% dan lebih tinggi dari kenaikan 0,2% pada Juli. "Selama 12 bulan terakhir, pendapatan per jam rata-rata telah meningkat sebesar 3,8%," ungkap laporan tersebut.

Data tenaga kerja yang beragam ini memicu spekulasi mengenai langkah Fed selanjutnya. CME FedWatch Tool menunjukkan peluang 49% untuk pemotongan suku bunga pada pertemuan 18 September.

Namun, beberapa analis tetap berhati-hati. Michael Brown, Ahli Strategi Penelitian Senior di Pepperstone, menggambarkan laporan ini sebagai "tas campuran" yang mempersulit keputusan Fed. "Doves akan menunjukkan perlambatan pertumbuhan pekerjaan sebagai justifikasi untuk pemotongan 50 basis poin, sementara hawks dapat berargumen bahwa pertumbuhan upah yang kuat menjustifikasi pemotongan 25 basis poin," jelasnya.

Dengan kompleksitas data tenaga kerja ini, pasar emas diperkirakan akan tetap volatile dalam jangka pendek. Investor dan pelaku pasar disarankan untuk tetap waspada terhadap sinyal-sinyal kebijakan dari Fed dan perkembangan ekonomi global yang dapat mempengaruhi harga emas ke depan.

Sumber : KitcoNews