Untuk Info LM: (021) 4586-3943, (021) 4586-3945
Untuk Info Valas: (021) 4586-3788, (021) 4586-3789
Meskipun emas sempat di tutup di angka positif pada perdagangan kemarin, jumlah transaksi kontrak berjangka emas mengalami penurunan. Hal ini di sebabkan oleh para trader yang sedang menunggu hasil laporan dari CPI atau Consumer Price Index yang akan di umumkan hari ini.
Beberapa Investor melihat bahwa akan adanya peningkatan laporan CPI dari bulan lalu, dimana hasil laporan tingkat inflasi yang beredar hampir menyentuh 5% dan ini menjadi sebuah sentimen positif bagi harga emas. Namun di sisi lain para analis melihat bahwa kenaikan harga ini bersifat sementara dan masih harus melihat bagaimana respon dari pemerintahan untuk menanggulangi kondisi inflasi ini. Pada kondisi lapangan, terlihat bahwa harga-harga untuk kebutuhan sehari-hari sudah mulai meningkat dan hampir menyentuh harga tertingginya selama 13 tahun terakhir. Harga tertinggi sebelumnya terjadi pada resesi tahun 2009.
Peningkatan harga terbesar terjadi pada sektor minyak / bahan bakar dan makanan. Ini menyebabkan banyak perusahaan mengurangi tingkat produksinya dan mengganggu perdagangan global. Menurut MarketWatch, apakah tingkat inflasi akan terus berlanjut hingga 2022 atau inflasi ini hanya bersifat sementara. Kemudian kita juga perlu melihat bagaimana respon dari the Fed dalam menangani ancaman inflasi yang semakin besar ini. Bank sentral memproyeksikan bahwa tingkat inflasi akan terus meningkat hingga 2% pada tahun ini dan peningkatan ini akan terus berlanjut karena kondisi pandemi Covid yang belum selesai dan juga kegiatan ekonomi yang mulai kembali buka seperti biasa.
Harga emas sendiri berada di kisaran $1855 dan $1910 pada minggu ini. Secara teknikal terlihat bahwa emas sedang berada di titik resistance kuat pada $1900 dan support di $1845. Untuk bisa menentukan pergerakan harga selanjutnya, kita harus melihat pergerakan harga, apakah mampu menembus $1900 atau malah terkoreksi tajam ke bawah $1855.
Sumber : KitcoNews