Untuk Info LM: (021) 4586-3943, (021) 4586-3945
Untuk Info Valas: (021) 4586-3788, (021) 4586-3789
Para investor kembali memilih investasi emas dan membuat harga emas berada diatas $1.800 per oz. Keputusan para investor ini di dukung oleh salah satu firma keuangan yang memprediksi harga emas akan terus melonjak akibat dari ketidakmampuan the Fed dalam mengatasi tingkat inflasi dalam jangka waktu dekat.
Dalam wawancaranya dengan Kitco News, Wade Guenther, managing partner dari Wilshire Phoenix mengatakan bahwa harga emas memang di prediksi akan melemah dalan beberapa waktu karena suku bunga obligasi yang terus meningkat. Suku bunga obligasi sempat meningkat hingga menyentuh angka tertingginya selama 3 bulan terakhir, dan bunga 10 tahunan meningkat 2x lipat dari tahun lalu.
Emas juga sempat mengalami kesulitan untuk menaikan minat para investor untuk menjadikan emas sebagai aset safe haven setelah harga emas menyentuh harga tertingginya tahun lalu. Namun, Guenther juga mengatakan bahwa meningkatnya tingkat inflasi dan terus meingkatnya resiko stagflasi mendorong para investor untuk mengevaluasi portfolio investasi mereka dan mulai kembali melirik aset-aset yang mampu menahan laju inflasi. Selama 5 bulan terakhir, data CPI Amerika telah berada di atas 5%, menurut Guenther, seharusnya harga emas sudah menyentuh angka $2.000 jika melihat data CPI seperti ini, namun kenyataannya, meningkatnya inflasi membuat the Fed kembali mengetatkan kebijakan moneternya dan membuat harga emas tertekan.
Para ekonom memprediksi the Fed akan mulai mengurangi pembelian obligasi bulanannya sebelu akhir tahun, dan dalam waktu yang bersamaan, harga pasar akan meningkat dengan cepat hingga awal Juni 2022.
Sepertinya masyarakat masih memiliki harapan dengan solusi yang akan di berikan the Fed, namun bagi Guenther the Fed sudah tidak mampu menangani laju inflasi yang terus meningkat ini.
Guenther menambahkan bahwa tingkat inflasi yang terjadi sekarang ini sangat berbeda dengan inflasi-inflasi yang terjadi sebelumnya karena inflasi yang terjadi kali ini bukan di sebabkan oleh permintaan konsumen yang meningkat. Harga-harga meningkat karena permasalahan supply chain yang terjadi secara global dan untuk memperbaiki masalah pada supply chain ini akan membutuhkan beberapa tahun.
Sumber : KitcoNews