Untuk Info LM: (021) 4586-3943, (021) 4586-3945
Untuk Info Valas: (021) 4586-3788, (021) 4586-3789
Pasar emas bertahan kokoh di atas level psikologis $2.500 per ons. Pada penutupan perdagangan Senin, kontrak berjangka emas ditutup pada $2.535,50, mencatatkan kenaikan moderat sebesar $8,70 atau 0,34%.
Kekuatan harga emas ini didukung oleh beberapa faktor kunci. Pertama, bank-bank sentral global terus menambah cadangan emas mereka, memberikan dukungan fundamental yang kuat. Kedua, meningkatnya ketegangan geopolitik telah memicu lonjakan permintaan safe-haven. Terakhir, permintaan ritel yang stabil turut menyokong harga logam mulia ini.
Menariknya, penguatan emas terjadi di tengah penguatan dolar AS, yang biasanya berkorelasi negatif dengan harga emas. Indeks dolar naik 0,44% ke level 101,651, namun gagal menekan harga emas secara signifikan.
Data tenaga kerja AS yang dirilis Jumat lalu menunjukkan tanda-tanda pelemahan, dengan penambahan pekerjaan sebesar 142.000 pada Agustus, di bawah ekspektasi 160.000. Revisi ke bawah untuk bulan-bulan sebelumnya semakin memperkuat narasi perlambatan ekonomi.
Kondisi ini meningkatkan ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter oleh Federal Reserve. Menurut alat FedWatch CME, peluang pemotongan suku bunga 50 basis poin pada pertemuan FOMC 18 September tetap di 30%. Para ekonom kini memperkirakan Fed akan memangkas suku bunga total 1% menjadi 1¼% dalam sisa pertemuan tahun ini.
John Williams, Presiden Federal Reserve Bank of New York, baru-baru ini menyatakan bahwa sudah waktunya bagi Fed untuk menurunkan suku bunga, mengutip kemajuan inflasi dan pendinginan pasar tenaga kerja.
Analis ING optimis terhadap prospek emas, menyatakan, "Reli ke atas logam mulia baru saja dimulai, dengan pemotongan suku bunga AS yang paling diantisipasi dalam beberapa dekade ditetapkan untuk membawa dorongan baru ke harga emas pada bulan September."
Dengan berbagai faktor pendukung ini, proyeksi harga emas tetap bullish. Beberapa analis memperkirakan emas dapat mencapai level $2.700 per ons pada kuartal pertama tahun depan.
Investor dan pelaku pasar kini menantikan rilis data inflasi AS minggu ini, yang dapat memberikan petunjuk lebih lanjut tentang arah kebijakan Fed dan, pada gilirannya, pergerakan harga emas ke depan.
Sumber : KitcoNews