Close Menu

Change Language

Close Language Selection
Berita Monday, 16 December 2024

Emas Bergolak: Antara Tekanan Inflasi dan Harapan Penurunan Suku Bunga

Pasar emas saat ini berada dalam fase dinamis yang penuh ketidakpastian, di mana sejumlah faktor geopolitik dan ekonomi saling berinteraksi membentuk lanskap investasi yang kompleks. Pembelian emas oleh bank sentral China sebanyak lima ton pada November setelah jeda enam bulan menjadi sinyal penting, menggarisbawahi kekuatan permintaan institusional di pasar logam mulia.

Federal Reserve menjadi fokus utama para investor, dengan ekspektasi penurunan suku bunga 25 basis poin pada pertemuan akhir tahun 2024. Namun, data inflasi yang merilis indeks harga produsen (PPI) naik 0,4% pada November telah menimbulkan keraguan tentang agresivitas pelonggaran moneter. Analis dari Wells Fargo dan Bank of America bahkan hanya memperkirakan satu hingga dua pemotongan suku bunga pada 2025.

Para ahli seperti Naeem Aslam dari Zayed Capital Markets memperingatkan potensi tekanan turun pada harga emas, sementara Lukman Otunaga dari FXTM masih melihat momentum positif dengan kenaikan hampir 30% secara tahunan. Rentang harga emas diperkirakan akan bergerak di antara $2.600 hingga $2.800 per ons, dengan sentimen pasar sangat tergantung pada sinyal kebijakan Federal Reserve.

Faktor kunci lainnya termasuk data ekonomi mendatang seperti penjualan ritel November, survei manufaktur, dan pembacaan PDB kuartal ketiga, yang akan memberikan gambaran lebih komprehensif tentang kesehatan ekonomi Amerika Serikat dan potensi implikasinya terhadap pasar emas.

Sumber : KitcoNews