Close Menu

Change Language

Close Language Selection
Berita Monday, 05 August 2024

Emas Bergejolak di Tengah Kekhawatiran Resesi, Analis Tetap Optimis

Pasar emas mengalami minggu yang bergejolak setelah mencapai rekor tertinggi baru di atas $2.500 per ons. Lonjakan ini didorong oleh isyarat Ketua Federal Reserve Jerome Powell tentang kemungkinan pemotongan suku bunga pada September, ditambah ketidakpastian geopolitik di Timur Tengah.

Momentum positif ini diperkuat oleh laporan pekerjaan AS yang mengecewakan, menunjukkan pertumbuhan pekerjaan terendah dalam empat tahun dan lonjakan tingkat pengangguran ke 4,3%. Namun, data ini juga memicu kekhawatiran resesi yang akut, menyebabkan beberapa investor menjual posisi emas mereka untuk mendukung investasi ekuitas yang terpukul.

Meskipun menghadapi tekanan jual jangka pendek, banyak analis tetap optimis terhadap prospek emas. Phillip Streible dari Blue Line Futures meyakini penjualan ini hanya bersifat sementara, sementara Chris Vecchio dari Tastylive.com melihatnya sebagai peluang pembelian, mengingat kinerja emas yang kuat secara historis selama periode resesi.

Para ahli juga menggarisbawahi potensi kesalahan kebijakan Federal Reserve, dengan Robert Minter dari abrdn menyatakan bahwa soft landing ekonomi kini tampak tidak mungkin. Naeem Aslam dari Zaye Capital Markets memprediksi harga emas akan bergerak lebih tinggi seiring meningkatnya kekhawatiran resesi.

Michele Schneider dari MarketGauge bahkan memproyeksikan kemungkinan kenaikan harga emas hingga $2.650-$2.700 per ons. Dengan data ekonomi yang terbatas minggu depan, pasar diperkirakan akan terus mencerna implikasi dari komentar Powell dan data pekerjaan yang lemah.

Dalam lingkungan yang penuh ketidakpastian ini, banyak analis menyarankan investor untuk melihat penurunan harga emas sebagai peluang pembelian, mengingat potensi jangka panjangnya sebagai aset safe-haven di tengah ancaman resesi yang meningkat.​​​​​​​​​
 

Sumber : KitcoNews