Untuk Info LM: (021) 4586-3943, (021) 4586-3945
Untuk Info Valas: (021) 4586-3788, (021) 4586-3789
Setelah mencapai rekor tertinggi di atas $2.800 per ons, pasar emas menunjukkan tanda-tanda 'overheated' yang dapat memicu koreksi jangka pendek, menurut pandangan Dennis Gartman, investor komoditas veteran yang disampaikan dalam wawancara eksklusif dengan Kitco News.
"Saya tetap bullish untuk jangka panjang, namun agak khawatir dengan euforia yang terlihat dalam dua minggu terakhir," ungkap Gartman dalam Surat Gartman pekan lalu. Kekhawatiran ini terbukti beralasan ketika emas berjangka Desember turun hampir 2% ke level $2.746,20 per ons pada perdagangan Rabu.
Penurunan ini coincide dengan data ekonomi AS yang tetap tangguh dan tekanan inflasi yang stabil. Indeks PCE inti, yang menjadi acuan utama Federal Reserve, menunjukkan inflasi tahunan bertahan di level 2,7% selama tiga bulan berturut-turut sejak Juli.
Gartman memproyeksikan potensi penurunan tambahan sebesar $50 dalam waktu dekat, seiring investor menyesuaikan ekspektasi inflasi mereka. "Pelemahan pasar ekuitas juga bisa memberikan tekanan tambahan pada emas," tambahnya, mengacu pada penurunan S&P 500 sebesar 2% minggu ini dan 2,5% dari rekor tertingginya.
"Emas sering menjadi sumber likuiditas ketika investor menghadapi margin call di pasar saham," jelas Gartman, menggambarkan bagaimana koreksi di pasar ekuitas dapat mempengaruhi harga logam mulia.
Namun, melampaui volatilitas jangka pendek, Gartman tetap optimis terhadap prospek emas. "Tren utama masih bergerak dari kiri bawah ke kanan atas," tegasnya. "Emas dalam denominasi dolar tetap kuat, bahkan lebih kuat dalam euro, dan terkuat dalam yen. Saya terus merekomendasikan kepemilikan emas dalam ketiga mata uang tersebut."
Fundamental yang mendukung pandangan bullish jangka panjang Gartman termasuk ketidakpastian geopolitik yang mendorong permintaan safe-haven dan minat berkelanjutan dari bank sentral global. Meski permintaan sektor resmi melambat beberapa bulan terakhir, Gartman memprediksi tekanan inflasi akan mendorong bank sentral untuk terus meningkatkan cadangan emas mereka.
"Inflasi belum berakhir; saya justru memperkirakan akan memburuk," tegas Gartman. "Terlepas dari siapa yang terpilih dalam pemilu, utang pemerintah akan terus membengkak, mendorong inflasi lebih tinggi dan pada akhirnya mengganggu aktivitas ekonomi."
Sumber : KitcoNews