Untuk Info LM: (021) 4586-3943, (021) 4586-3945
Untuk Info Valas: (021) 4586-3788, (021) 4586-3789
Harga Emas mengalami penurunan terbesar sejak 2 bulan terakhir, seiring dengan kenaikan mata uang dolar Amerika Serikat.
Harga emas sempat menembus angka $1.900 per troy ounce, namun segera berbalik arah ketika hasil imbal dari obligasi AS naik ke level 1%, dimana angka ini merupakan angka tertinggi sejak Maret 2020. Selain itu tekanan juga datang dari pasar saham Amerika dimana indeks S&P 500 mencetak rekor baru pada akhir pekan lalu. Harga Emas pada perdagangan Spot juga mengalami penurunan sekitar 1.7%, terendah sejak 2 Desember 2020.
Sepanjang tahun 2020, Emas mengalmi kenaikan 25%. Kenaikan ini merupakan kenaikan yang signifikan selama 1 dekade terakhir. Faktor pendorong harga emas adalah pandemi Covid-19 dan kucuran stimulus bank sentral global. Namun kondisi sekarang sudah berbeda. Meski angka penderita Covid-19 masih tinggi, namun sentimen positif dari pendistribusian vaksin covid ini sangat berdampak bagi harga emas yang di anggap sebagai aset safe haven bagi para investor.
"Meningkatnya ekspektasi inflasi dan imbal hasil lebih tinggi menarik emas ke arah yang berbeda saat ini. Emas akan sideways saat ini tapi jika ekspektasi inflasi meningkat, kemungkinan bakal naik lagi di akhir tahun," ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (11/1/2021).
Sumber : Bloomberg