Untuk Info LM: (021) 4586-3943, (021) 4586-3945
Untuk Info Valas: (021) 4586-3788, (021) 4586-3789
Kami membagikan berita-berita terkait logam mulia dan valas secara berkala. Informasi yang kami berikan berasal dari sumber terpercaya sesuai dengan keadaan dan perkembangan tentang logam mulia dan valas terkini.
Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengindikasikan kesiapan bank sentral AS untuk mulai melonggarkan suku bunga, memicu lonjakan signifikan di pasar emas. Dalam pidatonya di Simposium Jackson Hole, Powell menyatakan risiko inflasi telah berkurang dan waktunya tepat untuk menyesuaikan kebijakan.
Pasar logam mulia mengalami lonjakan tajam minggu ini, dengan emas berjangka Comex Desember mencetak rekor tertinggi baru di $2.570,40 per ons
Pasar emas mengalami pekan yang luar biasa dengan mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa.
Pasar emas menunjukkan penguatan setelah rilis data Indeks Harga Produsen (PPI) AS yang lebih baik dari perkiraan. PPI Juli naik hanya 0,1%, sementara PPI inti tetap stabil, menandakan pelonggaran tekanan inflasi. Harga emas spot merespons positif, mencapai $2,469,16 meski masih mengalami sedikit penurunan 0,12% pada hari tersebut. Analis melihat data ini sebagai sinyal potensial bagi Federal Reserve untuk mempertimbangkan penurunan suku bunga, yang dapat mendukung tren kenaikan emas jangka panjang.
Menurut analisis terbaru dari ING, harga emas diperkirakan akan mencapai puncaknya pada kuartal keempat 2024, didorong oleh ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve AS, ketegangan geopolitik yang berkelanjutan, dan pembelian berkelanjutan oleh bank sentral. Meskipun mengalami fluktuasi, emas tetap menjadi salah satu komoditas berkinerja terbaik tahun ini dengan kenaikan sekitar 15%. ING memproyeksikan harga emas akan mencapai rata-rata $2.380 per ons pada kuartal ketiga sebelum memuncak di $2.450 per ons pada kuartal keempat, dengan rata-rata tahunan $2.301 per ons.
Konsep investasi "Gold n Guns" semakin relevan di tengah meningkatnya ketegangan global dan ketidakpastian ekonomi. Nicky Shiels dari MKS PAMP mengungkapkan korelasi kuat antara harga emas, penjualan senjata, dan kinerja sektor pertahanan, terutama sejak invasi Rusia ke Ukraina. Dengan pengeluaran militer global mencapai $2,44 triliun pada 2023 dan emas mengungguli pasar ekuitas, Shiels memproyeksikan harga emas akan mencapai $2480 pada akhir tahun, menegaskan peran emas sebagai lindung nilai geopolitik di era perang baru.
Pasar emas mengalami tekanan selama empat sesi perdagangan berturut-turut di bulan Agustus, dengan kontrak berjangka Desember turun ke level $2.429,80. Penurunan ini dipicu oleh kekhawatiran resesi AS, fluktuasi imbal hasil obligasi, dan penguatan dolar. Sementara itu, probabilitas pemotongan suku bunga yang agresif oleh Federal Reserve pada pertemuan September melonjak drastis, mencerminkan ketidakpastian ekonomi yang meningkat dan potensi perubahan kebijakan moneter.
Pasar emas mencapai rekor tertinggi baru di atas $2.500 per ons minggu ini, didorong oleh sinyal Federal Reserve untuk pemotongan suku bunga dan ketidakpastian geopolitik. Namun, kekhawatiran resesi yang meningkat menyebabkan volatilitas, memaksa beberapa investor menjual emas untuk mendukung posisi ekuitas mereka. Meskipun demikian, para analis tetap optimis terhadap prospek emas jangka panjang, menyarankan investor untuk membeli saat harga turun.
Emas sedang bersiap untuk reli besar, tapi masih menunggu momen yang tepat. Ryan McIntyre dari Sprott Inc. menilai, meskipun Fed siap memangkas suku bunga September nanti, investor besar masih ragu-ragu.