Untuk Info LM: (021) 4586-3943, (021) 4586-3945
Untuk Info Valas: (021) 4586-3788, (021) 4586-3789
Kami membagikan berita-berita terkait logam mulia dan valas secara berkala. Informasi yang kami berikan berasal dari sumber terpercaya sesuai dengan keadaan dan perkembangan tentang logam mulia dan valas terkini.
Para investor sedang menunggu kebijakan moneter yang akan terjadi seiring dengan terus meningkatnya tekanan inflasi, bagaimana the Fed akan bertindak serta kondisi di Ukraina.
Harga Emas mengalami penguatan pada perdagangan hari ini. Meningkatnya suku bunga obligasi dan sikap hawkish dari the Fed telah membuat harga emas menguat selama seminggu terakhir.
Harga emas terkoreksi oleh penguatan suku bunga obligasi Amerika Serikat yang disebabkan oleh rencana Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga secara agresif pada tahun ini.
Harga emas telah terus menguat sepanjang 3 bulan terakhir. Emas berhasil menguat sebanyak 17.7% dalam momentum yang terjadi 3 bulan ini dan berhasil menguat 5% selama tahun ini. Namun di tengah momentum ini, pertemuan FOMC yang akan terjadi minggu ini akan bisa membuat keadaan berbalik.
Harga emas berpotensi melemah setelah meningkatnya bunga obligasi Amerika. Suku bunga obligasi Amerika meingkat setelah The Fed yang memberi respon hawkish akan outlook kenaikan suku bunga. Karena hal ini, harga emas berpeluang terkoreksi dan mungkin akan menguji supportnya di angka $1.910 per oz.
Harga emas berpotensi melemah setelah meningkatnya minat investor terhadap US Dollar dan meningkatnya kekhawatiran perang di Ukraina yang terus berlanjut.
Harga emas melemah setelah sempat menguat pada perdagangan kemarin.
Harga emas berisiko semakin tertekan pada perdagangan hari ini di tengah meredanya konflik Rusia-Ukraina dan prospek kenaikan suku bunga Federal Reserve. Harga emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, terkoreksi US$31,1 atau 1,59 persen menjadi ditutup pada US$1.929,70 per oz.
Harga Emas dan Perak membuka perdagangan minggu ini dengan harga yang terkoreksi seiring dengan sikap para investor yang mulai untuk kembali melirik berbagai instrumen investasi lainnya yang lebih beresiko.